Minggu, 31 Oktober 2010

BERLOGIKA DALAM MATEMATIKA

Sebelum saya memberikan materi training matematika pada 50 guru SD dan SMP (Guru matematika dan sains) di suatu sekolah di Cibubur, saya melemparkan pertanyaan ringan sebagai pembuka, dan jawabannya dituliskan pada sehelai kertas HVS. Pertanyaannya sebagai berikut, “ lebih berat mana antara 2 buah mangga dengan 3 buah jeruk?”. Dari semua jawaban yang masuk, ternyata 70 % menjawab berat mangga dengan alasan mangga lebih besar dan berat dibandingkan jeruk, dan 30 % menjawab tergantung besar kecilnya mangga maupun jeruk sehingga tidak bisa dipastikan jawabannya. Tak satupun yang memberikan jawaban dengan tepat dan akurat, seperti yang saya harapkan (dalam hati saya cukup prihatin dengan kondisi ini, karena yang saya hadapi adalah para guru matematika dan sains).
Sebenarnya pertanyaan diatas dapat dijawab dengan cara bermain logika, berfikir secara logis, sehingga didapat jawaban yang akurat dengan alasan yang mendasar dan secara ilmiah juga dapat dipertanggungjawabkan. Ada 3 jawaban yang benar (dengan asumsi berat tiap-tiap mangga maupun berat tiap-tiap jeruk sama)

1.Jawaban pertama:
2 buah mangga mempunyai berat yang sama dengan 3 buah jeruk, jika berat sebuah mangga sama dengan 3/2 kali berat sebuah jeruk. Atau jumlah buah pada 3 kg mangga sama dengan jumlah buah pada 2 kg jeruk

2.Jawaban kedua:
2 buah mangga lebih berat dibandingan 3 buah jeruk, jika berat sebuah mangga lebih besar dari 3/2 kali berat sebuah jeruk. Atau jumlah buah pada 3 kg mangga lebih sedikit dibanding dengan jumlah buah pada 2 kg jeruk

3.Jawaban ketiga:
2 buah mangga lebih ringan dibanding 3 buah jeruk, jika berat sebuah mangga lebih kecil di banding 3/2 kali berat sebuah jeruk. Atau jumlah buah pada 3 kg mangga lebih banyak dibanding jumlah jeruk pada 2 kg jeruk.

Mengapa 70% peserta training menjawab dengan pasti bahwa 2 buah mangga lebih berat dibanding 3 buah jeruk? Mereka terjebak dengan factor pengalaman yang sering dilihat, dirasakan, dan itu dijadikan sebagai pembenaran. Mangga yang sering kita lihat adalah mangga Harum Manis, Manalagi, yang notabene memang lebih berat dibanding dengan jeruk Medan, Pontianak, Mandarin. Padahal kalau kita mau mengembangkan logika berfikir kita, keluar dari factor “kebiasaan”, maka kita akan melihat buah jeruk Bali yang sangat besar, ataupun jeruk Limau yang sangat kecil, atau jeruk Baby mempunyai ukuran sebesar mangga Gedong.

30% jawaban yang menggambarkan ketidakpastian jawaban karena tergantung besar kecilnya buah, sebenarnya mereka sudah lebih maju dan jauh berfikir, menggunakan logika yang benar. Hanya mereka belum merumuskan lebih rinci, dengan alasan-alasan akurat sehingga secara ilmiah hal ini belum bisa dibenarkan.

Mempelajari matematika, disamping harus menghafal rumus-rumus, namun yang sangat tidak boleh diabaikan adalah logika berfikir. Dengan logika matematika, kita akan menjadi lebih kritis dan kreatif, sehingga permasalahan-permasalahan dalam matematika yang kelihatannya rumit, ternyata dapat diuraikan dengan lebih mudah dan sederhana. Matematika menjadi fun and easy. Good luck.


By: Wanti
+622185715044405