Minggu, 18 April 2010

IBU YANG DIMULIAKAN

( Pada Saat Tuhan Menciptakan Para Ibu )

Ketika itu Tuhan bekerja enam hari lamanya, kini giliran diciptakan para ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut,“Tuhan, banyak nian waktu yang Tuhan habiskan untuk menciptakan para ibu ini.” Dan Tuhan menjawab pelan;“Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan?”.

1) Ibu harus waterproof ( tahan air / cuci ) tapi bukan dari plastik.
2) Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai.
3) Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya.
4) Memiliki kuping yang lebar untuk dapat menampung keluhan – keluhan anak dan suaminya.
5) Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan hati yang sedih.
6) Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah.
7) Enam pasang tangan ……

Malaikat itu menggeleng – gelengkan kepalanya,“enam pasang tangan?”, “ ck … ck … ck … “.
“Tentu saja ….,” bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana–sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik”, balas Tuhan.

8) Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki oleh seorang ibu.

“Bagaimana modelnya?”, Malaikat semakin heran.
Tuhan mengangguk – angguk. “Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya,“apa yang kau lakukan disitu?“, “padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya“.
“Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh, artinya ia dapat melihat apa yang sebenarnya ia tidak boleh lihat. Dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kesalahannya“.
Mata itu harus berkata,“Saya mengerti dan saya sayang padamu meskipun tak diucapkan sepatah kata pun.”

“Tuhan ,” kata malaikat itu lagi.
“Istirahatlah.”
“Tidak ….. saya tidak dapat ….. saya sudah hampir selesai.”

9) Ia harus bisa menyembuhkan diri dari sakit.
10) Ia harus bisa memberi 5 orang makan dengan uang yang menipis di akhir bulan.
11) Ia juga harus menyuruh anak 9 tahun untuk mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi.

Akhirnya malaikat itu membalik – balikan contoh ibu dengan perlahan,
“Terlalu lunak;” kata - Nya memberi komentar.
“Tapi kuat,” kata Tuhan bersemangat.
“Takkan bisa engkau bayangkan betapa banyak yang bisa dia tanggung, pikul dan derita.”
“Apakah Ia dapat berfikir? “ Tanya malaikat lagi.
“Ia bukan saja dapat berpikir;” tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi;” kata sang Pencipta.
“Akhirnya malaikat menyentuh sesuatu di pipi.”
“Eh … ada kebocoran di sini; itu bukan kebocoran;” kata Tuhan.
“Itu adalah air mata …Air mata kekecewaan … Air mata kesedihan …, Air mata kebahagiaan …, Air mata kesepian …, Air mata kesakitan …, Air mata …, Air mata …
“Tuhan memang ahlinya;” Kata Malaikat pelan.




Mulialah Engkau wahai ibu ……………………..……………………..…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar